Tampilkan postingan dengan label Databoks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Databoks. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Januari 2019

Databoks : Survey Sistem Khilafah Indonesia

Data Ekonomi Indonesia sebelumnya sempat dikejutkan oleh adanya pemberitaan terkait defisit neraca dagang nasional yang pertama kalinya dalam sejarah sangat besar. Defisit ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sangat terpaut jauh sekali. Penyebab utama banyaknya defisit menyebutkan bahwa Data Bisnis Indonesia banyak sekali melakukan impor komoditas dan juga non komoditas. Selain itu, impor migas dan non migas juga turut mewarnai defisit neraca dagang nasional pada tahun 2018 tersebut. Dari sektor perekonomian nasional Indonesia mesti ada perbaikan yang optimal.
Databoks
Databoks

Di sisi lain, kondisi politik nasional tengah menghadapi kontes politik akbar untuk memili presiden dan wakil presiden 3 bulan mendatang di tahun 2019. Di sisi lain, ideologi Khilafah sempat muncul dan eksis mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara melalui organisasi Hizbut Tahrir Indonesia yang akhirnya resmi dibubarkan oleh pemerintah. Lalu, apakah ideologi ini benar - benar telah hilang dari benak para kaum muda Indonesia, atau cenderung akan tetap ada dan menjadi gerakan baru yang dapat mengancam pancasila. Dilansir dari Databoks, survey yang dilakukan oleh IDN Research Institute menyebutkan bahwa 1 dari 5 millenial setuju terhadap sistem pemerintahan khilafah. Di dalam laporan IDN Research Institute dengan judul Indonesia Milenial dilakukan pada tanggal 20 Agustus sampai dengan 6 September 2018 yang melibatkan sebanyak 1.400 responden yang tersebar di 12 Kota Besar Indonesia. Pemilihan sampel menggunakan pemilihan sampel secara acak atau metode multistage random sampling dan menggunakan metode survey interview face to face interview dengan tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,62%.



Dari hasil survey tersebut menunjukan bahwa sebanyak 19,5% kaum millenial menyatakan setuju untuk mendukung Indonesia menjadi sistem khilafah atau menyatakan setuju Indonesia lebih ideal menjadi negara kihilafah. Sementara itu sebanyak 81,5% responden dengan rentang usia dari 20 sampai dengan 35 tahun tetap mendukung negara kesatuan Republik Indonesia. Dilansir juga dari https://databoks.katadata.co.id/, meskipun secara umum generasi millenial tidak berpaham khilafah, akan tetapi adanya potensi sebesar 19,5% harus dapat diperhatikan secara mendalam oleh pemerintah. Potensi khilafah tersebut kebanyakan berasal dari millenial wanita dan millenial senior.

Minggu, 23 Desember 2018

Databoks Mengintip Barang Impor yang Banjiri RI

Data Ekonomi Indonesia menyebutkan Defisit Neraca dagang Indonesia semakin meninggi. Tingginya defisit neraca dagang Indonesia disebabkan faktor ketidakpastian global akibat perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Perang dagang tersebut memeunculkan banyak kebijakan untuk pembatasan impor dari kedua negara tersebut. Akibatnya, Indonesia kebagian getahnya karena Tiongkok dan Amerika Menjadi negara dengan nilai ekspor terbesar bagi Indonesia. Dilansir dari Databoks, Upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca dagang adalah dengan cara menerapkan kebijakan B20 yakni mencampur CPO kedalam Bahan Bakar Jenis Solar untuk menekan impor migas, dan lain sebagainya.
Databoks
Databoks

Namun, sayangnya kebijakan tersebut belum mampu menekan angka defisit neraca dagang Indonesia. Hal ini disebabkan karena komoditas ekspor Indonesia belum dapat terserap maksimal akibat perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Lalu, komoditas impor apa saja yang masuk ke Indonesia ? produk Mesin dan Pesawat mekanik tetap menjadi komoditas impor yang paling utama masuk ke Indonesia. Dilansir dari Data Bisnis via BPS (badan pusat statistik) menyebutkan bahwa nilai Impor golongan barang mesin dan pesawat mekanik pada periode bulan Januari sampai dengan November 2019 telah mencapai 24,72 miliar dolar Amerika Serikat.

Banyaknya jumlah tersebut dinilai naik sebesar 25,89% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun yang lalu yakni bulan Januari sampai November 2017 (YoY). Berdasarkan https://databoks.katadata.co.id/, Kontribusi nilai impor komoditas mesin dan danpesawat mekanik dalam periode 11 bulan pertama tahun 2018 ini telah emncapai angka sebesar 17% dari keseluruhan nilai impor non migas yang bernilai sebesar 145,5 miliar dolar amerika serikat. Hal ini menjadikan impor untuk golongan mesin dan pesawat mekanik yang terbesar jika dibandingkan dengan impor golongan barang yang lain yakni mesin/peralatan listrik dan baja.